Freee!! Silahkan berlangganan tuliskan email anda dibawah ini

20:46

Membangun Lingkungan Kerja yang Sehat

Posted by NINJA |

Oleh: Betti Alisjahbana
Dalam berbagai diskusi seusai presentasi yang saya berikan tentang kepemimpinan, banyak yang menyampaikan situasi yang tidak sehat yang ada di organisasinya yang menghambat kinerja. Birokrasi yang berlebihan yang membuat segalanya berjalan merayap, saling sikut dan mementingkan kepentingan pribadi masing-masing adalah contohnya.
Ketika saya masih memimpin IBM Indonesia, beberapa pegawai yang bagus yang dibajak perusahaan lain ternyata tidak tampil prima. Selidik punya selidik, ternyata mereka sulit menyesuaikan diri dalam lingkungan kerja yang tidak sehat.
Seperti juga bibit buah yang baik akan tumbuh dengan baik di tanah yang subur, SDM yang baik pun akan berkinerja prima bila mereka bekerja di lingkungan kerja yang sehat. Lalu, bagaimana membangun lingkungan kerja yang sehat ?

Ada enam elemen penting dalam membangun lingkungan kerja yang sehat. Saya akan membahas masing-masing secara ringkas.
Kejelasan Misi
Visi dan misi organisasi harus dimengerti oleh setiap pegawai. Masing-masing pegawai juga harus tahu persis misinya dan bagaimana misinya itu memberikan kontribusi pada misi organisasi. Masing-masing pegawai harus bisa merasakan bahwa mereka memainkan peranan penting dalam pencapaian misi perusahaan.
Fleksibilitas
Proses persetujuan dan prinsip kehati-hatian diperlukan di setiap organisasi. Namun demikian, proses tersebut harus tepat guna dan efisien. Proses persetujuan yang birokratis dan berbelit-belit akan mematikan inisiatif-inisatif baru dan membuat orang frustasi. Semua pegawai harus dirangsang untuk menemukan cara-cara baru yang lebih inovatif dan efisien.
Tanggung Jawab
Pegawai yang baik dan berpengalaman akan bekerja lebih baik bila mereka diberi wewenang dan tanggung jawab. Setiap inisiatif baru mengandung risiko. Keterampilan, wewenang dan tanggung jawab akan membuat risiko-risiko yang di ambil diperhitungkan dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan. Keberhasilan dan kegagalan hendaknya dipelajari dan dijadikan pengalaman yang berharga sehingga semakin lama pengambilan keputusan akan berjalan dengan lebih baik.
Penghargaan yang Setara dengan Kinerja
Semua orang ingin dihargai, baik manajer maupun karyawan. Penghargaan yang setara dengan kinerja akan merangsang kinerja yang baik, sebaliknya absennya penghargaan, atau penghargaan yang tidak setara dengan kinerja akan mematikan motivasi karyawan untuk berkinerja baik.
Promosi pun harus didasarkan pada kinerja dan kemampuan, bukan sekadar karena senioritas atau koneksi. Penghargaan tidak terbatas pada yang bersifat materi saja. Kreativitas pemimpin dalam memberikan penghargaan menentukan keberhasilan organisasi.
Standar Tinggi
Standar kinerja tinggi dan tidak menolerir medioker akan memacu semangat untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan. Standar yang tinggi akan membuat karyawan merasa bangga menjadi bagian dari organisasi yang berkualitas.
Komitmen untuk Saling Mendukung
Pemimpin bertangungjawab bagi terbentuknya komitmen untuk saling mendukung. Komitmen ini ditunjukkan dengan mendahulukan kepentingan organisasi di atas kepentingan divisi dan individu. Juga kesediaan untuk menolong pihak-pihak yang membutuhkan pertolongan. Masing-masing karyawan merasa bangga pada prestasi-prestasi yang dicapai oleh organisasi, karena mereka adalah bagian dari prestasi-prestasi tersebut.
Lingkungan kerja yang sehat akan terbentuk bila keenam faktor di atas hadir di dalam organisasi. Di lingkungan yang sehat, bibit unggul akan tumbuh dan berkembang, menghasilkan kinerja organisasi yang luar biasa.
Selamat membangun lingkungan kerja yang sehat.

Do what you trust n' trust what you do! 'cs The most important is do what you think not think what you do

0 comments:

Do what you trust and trust what you do because the most important is do what you think not think what you do -UGOGAWENEUGALUGALANAGAWEMODARURIPMENUNGSA-
Template Design by Hiroyuki_Mori